JAKARTA (RA) - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyiapkan lima strategi utama untuk meningkatkan produksi migas nasional dalam jangka pendek hingga menengah.
Strategi tersebut dipaparkan Kepala Divisi Pengembangan Lapangan dan Perolehan Tahap Lanjut SKK Migas, Ari Iskandar, Kamis (18/12/2025), didampingi Kepala Departemen Formalitas dan Komunikasi SKK Migas Perwakilan Sumbagut Yanin Kholison dan Spesialis Madya Dukungan Bisnis SKK Migas Haryanto Syarif.
Dikatakan Ari, dalam program Strategi Peningkatan Produksi Migas, yang mencakup optimalisasi lapangan migas eksisting hingga percepatan pengembangan potensi migas yang belum digarap.
"Lima fokus utama tersebut meliputi Undeveloped Discovery, Enhanced Oil Recovery (EOR) & Waterflood, Stranded POD dan Onstream Delay, Idle Field, serta Idle Well," kata Ari di Kantor SKK Migas Jakarta, saat Energy Meet Up and Media Gathering SKK Migas Sumbagut.
Dilanjutkan Ari, pada sektor Undeveloped Discovery, tercatat total 301 struktur migas, dengan 72 struktur sudah berstatus Plan of Development (PSE) dan 229 struktur belum PSE.
"Hingga 31 Oktober 2025, sebanyak 79 struktur telah PSE dengan potensi mencapai 259 juta barel minyak (MMBO) dan 3 triliun kaki kubik gas (TCF)," ujarnya.
Sementara itu, dikatakan Ari, bahwa sebanyak 191 struktur belum PSE memiliki potensi lebih besar, yakni 1.091 MMBO dan 8,3 TCF, sehingga total struktur undeveloped discovery yang aktif saat ini mencapai 270 struktur.
"Untuk strategi EOR dan Waterflood, SKK Migas memfokuskan pengembangan pada 17 lapangan dengan potensi recoverable resource mencapai 1,12 miliar barel setara minyak (BSTB)," ungkapnya.
Adapun dari 74 lapangan yang telah direview, SKK Migas mengklasifikasikan 10 lapangan sebagai Stranded POD dan 17 lapangan mengalami Onstream Delay, yang dinilai masih memiliki peluang percepatan produksi.
Pada kategori Idle Field, terdapat 179 lapangan dengan potensi sumber daya sekitar 116 MMBO dan 0,4 TCF gas.
Sementara itu, untuk Idle Well, tercatat sekitar 4.500 sumur yang memiliki potensi untuk kembali diaktifkan, baik melalui skema dikerjakan sendiri maupun kerja sama dengan pihak swasta.
"SKK Migas menegaskan, optimalisasi seluruh potensi tersebut diharapkan mampu menopang ketahanan energi nasional serta mendorong peningkatan produksi migas dalam beberapa tahun ke depan," tutup Ari mengakhiri.
