Kepala SMK Kehutanan Pekanbaru Raih Higher Honor di Saemaul International Award 2025

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:27:58 WIB
Kepala SMK Kehutanan Negeri Pekanbaru, Slamet Supriyadi,

PEKANBARU (RA) - Kepala SMK Kehutanan Negeri Pekanbaru, Slamet Supriyadi, meraih penghargaan “Higher Honor” dalam ajang Saemaul International Development Achievement Contest 2025.

Agenda tersebut diselenggarakan oleh Park Chung Hee School of Policy and Saemaul (PSPS), Yeungnam University, Korea Selatan.

Kompetisi bergengsi tingkat global ini diikuti oleh 258 peserta, yang merupakan alumni program magister PSPS Yeungnam University dan tersebar di berbagai belahan dunia, mulai dari Asia, Afrika, Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa hingga Australia. Ajang ini menjadi forum pembuktian inovasi pembangunan masyarakat dari berbagai negara dengan seleksi yang sangat ketat.

Rangkaian kompetisi dilaksanakan secara daring sejak 1 Oktober hingga 19 November 2025, sementara pengumuman dan penetapan penerima penghargaan dilakukan pada 19 Desember 2025. Penilaian dilakukan oleh tim akademisi, dosen, dan pakar gerakan Saemaul Undong dari Korea Selatan, khususnya dari Yeungnam University.

Dalam kompetisi tersebut, Slamet Supriyadi mempresentasikan inovasi tata kelola lembaga pendidikan kehutanan yang diselaraskan dengan target Sustainable Development Goals (SDGs).

"Inovasi tersebut menitikberatkan pada integrasi pendidikan kehutanan dengan restorasi pembelajaran matematika yang disesuaikan dengan karakter psikologi dan kognitif Generasi Z," terang Slamet, Selasa (22/12/2025).

Konsep yang diusung menempatkan hutan tidak hanya sebagai objek pembelajaran, tetapi sebagai sarana strategis untuk membangun ketahanan pangan serta pemberdayaan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.

"Pembelajaran matematika dikemas secara kontekstual dan aplikatif, dengan pendekatan konstruktivisme yang mendorong siswa membangun pemahaman konsep, literasi, serta kemampuan analisis dan pemecahan masalah dalam kehidupan nyata," jelasnya.

Menurut Slamet, pendekatan ini relevan dengan agenda global SDGs karena pengelolaan hutan berkelanjutan menuntut keseimbangan antara aspek ekonomi, ekologi, dan sosial, yang dapat dijembatani melalui sistem pendidikan yang tepat.

Implementasi inovasi tersebut telah diterapkan secara bertahap di SMK Kehutanan Negeri Pekanbaru, mulai dari metode pembelajaran di kelas, persiapan olimpiade, Tes Kemampuan Akademik (TKA), asesmen nasional numerasi, hingga integrasi nilai-nilai SDGs dalam mata pelajaran produktif kehutanan.

"Dampak dari penerapan inovasi ini terlihat pada meningkatnya kepedulian siswa terhadap lingkungan hidup. Peserta didik tidak hanya memahami aspek teknis kehutanan, tetapi juga memiliki ikatan emosional dan kesadaran sebagai bagian dari warga global yang bertanggung jawab menjaga kelestarian bumi," tambahnya.

Slamet menilai inovasi tersebut sangat adaptif dan berpeluang besar untuk direplikasi di SMK maupun sekolah kehutanan lainnya di Indonesia.

Hal ini diyakini dapat meningkatkan standar pendidikan lingkungan sekaligus memperkuat daya saing lulusan agar siap menghadapi tantangan dan standar kerja global.

Ia juga menekankan pentingnya peran guru sebagai ujung tombak pendidikan. Peningkatan kualitas dan kesejahteraan guru, menurutnya, harus berjalan seiring dengan pembaruan kompetensi siswa agar tidak tertinggal oleh perkembangan zaman.

“Potensi intelektual kita sejatinya tidak berbeda dengan bangsa lain. Kuncinya adalah percaya diri, sungguh-sungguh dalam belajar, tidak cepat puas, tetap rendah hati, dan selalu terbuka terhadap perubahan,” pungkasnya.

Terkini

Terpopuler